Kisah Tragis Dibalik Beruang Penari Di Nepal Yang Sudah Menjadi Tradisi


Tak hanya di Indonesia yang sering kali terjadi eksploitasi pada hewan, banyak dari negara lain pun terjadi eksploitasi pada hewan entah untuk kesenangan ataupun untuk membantu perekonomian perorangan tersebut. Begitu pula yang terjadi di Nepal, kali ini eksploitasi yang terjadi disana sudah mendekati akhir. Beberapa waktu yang lalu dua ekor "beruang penari" terakhir dinegara tersebut berhasil diselamatkan oleh pihak yang berwenang setempat. Dari beberapa pejabat sempat menyebutkan hal ini adalah sebuah langkah besar untuk mengakhiri dari tradisi untuk penganiaaan terhadap hewan tersebut yang sudah terjadi sejak abad pertengahan. 


Sebenarnya, negara-negara Himalaya telah melarang praktek pertunjukkan beruang pada 1973. Sayangnya, sebagai sebuah tradisi yang menghidupi beberapa komunitas, hal ini tetap bertahan lewat pelaku-pelaku jalanan di daerah bagian selatan. Polisi dan badan konservasi binatang mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih dari satu tahun untuk menangkap para pemilik kedua beruang slothtersebut. Pemilik kedua beruang tersebut terlacak di distrik Rautahat dekat India pada Selasa (19/12/2017).

"Kami menerima informasi bahwa mereka berada di daerah kami dan (kami) mengatur penyelamatan kedua beruang itu,"kata kepala polisi Yagya Binod Pokharel dikutip dari AFP, Minggu (24/12/2017). Beruang penari ini umumnya ditangkap atau dibeli sejak anak-anak. Mereka kemudian diajari untuk menri dengan kaki belakang mereka. Moncong mereka juga ditusuk dengan batang besi panas sehingga para pemiliknya bisa mengendalikan mereka dengan menarik tali atau rantai di moncongnya. Kedua hewan yang diselamatkan tersebut adalah Rangila (jantan) dan Sridevi (betina). Masing-masing berusia 19 dan 17 tahun.

Ativis hewan yang membantu penyelamatan ini menyebutkan bahwa kedua hewan tersebt menunjukkan tanda-tanda trauma. Mereka sering kali meningkuk, berjalan mondar-mandir, hingga mengisap kaki. "Kami sangat senang karena dua beruang penari Nepal terakhir telah diselamatkan dari penderitaan seumur hidupnya... Usaha keras dan dedikasi kami membantu mengakhiri tradisi ilegal di Nepal," ungkap Manoj Gautam dari Jane Goodall Institute Nepal yang membantu polisi dan World Animal Protection menyelamatkan kedua hewan tersebut. Kedua beruang tersebut bisa diselamatkan setelah pihak berwenang melacak telepon genggam pemiliknya. Kini keduanya dirawat oleh Suaka Margasatwa Parsa, sebuah cagar alam terbesar di Nepal.

Tradisi beruang menari sendiri berasal dari abad ke-13. Saat itu, para pelatih yang berasal dari suku Qalandar Muslim menikmati perlindungan kerajaan dan tampil di hadapan orang kaya serta berkuasa. Di India, praktek ini telah berakhir pada 2012 setelah larangan resminya keluar pada tahun 1972. Beruang sloth merupakan spesies terancam punah yang hanya ditemukan di India, Nepal, Sri Lanka, dan Bhutan. Menurut IUCN, penyebab punahnya hewan ini adalah habitat yang menyusut dan maraknya perburuan liar. Bahkan IUCN telah menempatkan mereka dalam daftar merah spesies yang terancam punah karena jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 20.000 ekor saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polling Pilgub DKI & Survei Pilkada Cagub Jakarta 2017 dari Berbagai Sumber

Kenapa Pria Bule Suka Sama Wanita Indonesia? Ini Dia Alasannya!

Tes Mata Sederhana. Coba Temukan Objek Tersembunyi Dalam Lingkaran Ini