Ini lah Penampakan Fosil Nenek Moyang Ubur-Ubur yang Berusia 537 Tahun

Baru-baru ini para arkeolog dibingungkan oleh penemuan fosil mikroskopis. Fosil yang memiliki ukuran lebih kecil dari pada butiran pasir tersebut kemudian di amati ternyata bentuknya menyerupai alat musik akordeon. Penemuan fosil mikroskopis ini sempat membuat para peneliti bingung sehingga kemudian diberi nama Pseudooides atau disebut dengan "telur palsu" karena bentuknya yang mirip dengan embrio binatang. Selama beberapa tahun ini para peneliti terus meneliti dan selalu mengira fosil yang berusia 537 tahun ini adalah embrio anthropoda atau kelompok serangga, laba-laba dan kepiting. Namun, dari pandangan baru telah mengungkapkan hal yang berbeda.


Penelitian terbaru menyebutkan bahwa fosil tersebut adalah nenek moyang ubur-ubur modern. Philip Donoghue, ahli paleobiologi dari University of Bristol di Inggris mengatakan bahwa fosil aneh ini merupakan embrio dari Pseudooides, moyang ubur-ubur modern yang berkembang dengan cara berbeda. Kasus identitas keliru terjadi karena garis sangat kecil di permukaan fosil tersebut mirip dengan segmentasi larva anthropoda. Donoghue dan koleganya kemudian mencari tahu bagaimana segmen ini tumbuh dan mengetahui bahwa garis tersebut sama sekali bukan segmen larva. Tim penelitian tersebut menggunakan Swiss Light Source, sebuah akseerator partikel raksasa di Swiss untuk memasukkan sinar X ke dalam fosil tersebut. Sinar X ini digunakan untuk menggambarkan bagian dalam fosil unik tersebut. 


Hasilnya, rincian segmen pada fosil tersebut tak lebih dari hanya pada permukaannya saja. "Kami menemukan bahwa yang menyerupai segmen tersebut bukan benar-benar segmen, hanya lipatan selubung berbentuk gelas dilipat yang mencakup organisme mirip anemon," kata Donoghue dikutip dari Live Science, Rabu (13/12/2017). Sinar X tersebut juga ditujukan untuk melihat lebih dekat pada fosil embrio ini. Hal itu memungkinkan Donoghue dan timnya menggunukan fitur resolusi yang kurang dari seperseribu milimeter. Gambaran sangat rinci pada "segmen" fosil tersebut mengungkap bahwa garis itu tidak menembus seluruh fosil. Dalam temuannya, garis itu merupakan lipatan permukaan yang akan terbuka seperti akordeon.

Embrio awal

Tak hanya menemukan bentuknya yang unik, Donoghue juga menemukan bahwa hewan kuno itu berkembang dengan cara yang sangat berbeda daripada ubur-ubur modern. Dia menjelaskan bahwa fosil yang diperkirakan berasal dari periode Kambria (sekitar 541-485 juta tahun lalu) itu, mampu memberitahu kita bagaimana embrio pada masa itu hidup. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Bilogical Sciences ini menjelaskan fosil tersebut juga memberitahu kita mengenai evolusi embrio makhluk hidup, khususnya ubur-ubur. "Embrio fosil ini memberi kita wawasan langsung tentang embriologi hewan Kambria dan, jika dibandingkan dengan embriologi hewan modern, kita dapat menyimpulkan bagaimana embriologi telah berevolusi untuk menciptakan tubuh hewan hidup," ujar Donoghue.

Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa Pseudooides berkembang langsung dari embrio ke fase dewasa. Ini adalah perbedaan mencolok jika membandingkannya dengan ubur-ubur modern. Hal ini diungkapkan oleh Luis Porras, mahasiswa yang membantu penelitian ini dari University of Bristol. "Embrio ubur-ubur modern biasanya berkembang menjadi larva mirip alien aneh yang bermetamorfosis menjadi seperti anemon dewasa sebelum memasuki fase ubur-ubur dewasa (menyerupai medusa, dewi dalam mitologi Yunani yang berambut ular)," ungkap Porras dikutip dari Phys.org, Selasa (12/12/2017). "Pseudooides melakukan hal-hal berbeda dan lebih efisien, ia berkembang langsung dari embrio ke ubur-ubur dewasa. Mungkin ubur-ubur modern adalah panduan buruk untuk hewan kuno," sambungnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polling Pilgub DKI & Survei Pilkada Cagub Jakarta 2017 dari Berbagai Sumber

Kenapa Pria Bule Suka Sama Wanita Indonesia? Ini Dia Alasannya!

Tes Mata Sederhana. Coba Temukan Objek Tersembunyi Dalam Lingkaran Ini