Jelajah Antariksa Dengan Google Maps

Dulu, luar angkasa merupakan wilayah yang tak terjangkau bagi manusia, terbersit pun mungkin tidak pernah. Namun seiring perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi, kini untuk bisa menjelajah antariksa cukup hanya butuh koneksi internet. Ya, tak perlu harus naik pesawat Virgin Galactic untuk bisa melihat Bumi, Bulan, Mars dan objek-objek luar angkasa lainnya karena semua itu hadir dalam Google Maps. Dengan Google Maps, maka kamu bisa melakukan perjalanan antariksa virtual dari tempat duduk kamu.

Layanan peta dari Google itu telah memperluas jangkauan petanya ke objek-objek antariksa terdekat. Ada tiga planet baru dan belasan satelit alami planet yang siap dijelajahi.

Awalnya, layanan tersebut hanya mencakup Bumi, Mars, Bulan, dan Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Citra dalam peta dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan dari NOAA, ESO, JAXA, NASA. Khusus untuk ISS, data diperoleh dari astonaut Thomas Pesquet, yang selama ini mengambil data untuk Google Street View.


Sekarang, berkat data dari NASA, kita bisa menjelajahi Merkurius, Venus, Pluto, dan bulan-bulan, seperti Ceres, Io, Europa, Ganymede, Mimas, Enceladus, Dione, Rhea, Titan dan Iapetus.

Kita memang belum bisa merasakan pengalaman menjelajah selayaknya Google Street View, karena memang belum ada gambar-gambar di tingkat permukaan. Namun, kita bisa memutarnya dan memperbesar suatu objek, seperti sedang menggunakan globe secara virtual.

"Jelajahilah dataran beku Enceladus, tempat Cassini menemukan air di bawah kerak bulan, yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan," tulis manajer produk Google Street View, Stafford Marquardt, dalam sebuah artikel di blog Google.

"Intip juga di balik awan tebal Titan untuk melihat danau metana. Periksa kawah raksasa Mimas. Meski mungkin terlihat seperti gambar fiksi ilmiah, itu adalah bulan, bukan stasiun antariksa," tambahnya.

Data gambar dikumpulkan bersama dari beberapa misi NASA dan ESA, termasuk Cassini, yang mengumpulkan banyak informasi dan foto Saturnus dan bulan-bulannya. Data Pluto diambil dari New Horizons, jadi banyak yang cukup kabur, tapi detail pada Sleipnir Fossa dan Morgoth Macula cukup mempesona.

Detail gambar Merkurius diperoleh dari data wahana Messenger antara tahun 2011 dan 2015, sementara citra Venus diperoleh berdasarkan data Orion Map Data dan AfriGIS. Beberapa data tersebut kemudian dikompilasi menjadi peta oleh seniman astronomi Björn Jónsson.

Memang belum semua planet di tata surya kita masuk dalam Google Maps. Tetapi kita punya data yang cukup untuk Saturnus dan Jupiter, karena ada wahana antariksa yang meneliti keduanya, yakni Cassini dan Juno. Jadi kedua planet gas raksasa ini kemungkinan akan bergabung dalam Google Maps.

Sayangnya, kita belum memiliki wahana antariksa yang meneliti planet es raksasa di tata surya, Neptunus dan Uranus. NASA berharap, mereka dapat mencapai kedua planet tersebut suatu hari nanti. Mengingat berapa lama perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai kedua planet tersebut, kemungkinan kita belum bisa menjelajahi duo planet es raksasa itu di Google Maps hingga setidaknya satu dekade mendatang. Anda bisa menjelajahi sebagian objek antariksa di halaman antariksa Google Maps via laman antariksa Google Maps.

Link sumber artikel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polling Pilgub DKI & Survei Pilkada Cagub Jakarta 2017 dari Berbagai Sumber

Kenapa Pria Bule Suka Sama Wanita Indonesia? Ini Dia Alasannya!

Tes Mata Sederhana. Coba Temukan Objek Tersembunyi Dalam Lingkaran Ini